Spoiler Film The Takeover (2022)


Film ini mengisahkan seorang hacker bernama Mel Bandison alias Mel B, yang juga bekerja sebagai Penterster (Penetration Tester) untuk sebuah perusahaan sertifikasi teknologi di Belanda. Diluar aktivitas "legal"-nya ini, Mel juga kerap meretas sistem di instansi pemerintahan maupun perusahaan yang dianggapnya melakukan tindakan yang merusak atau merugikan lingkungan. Dan hal ini pulalah yang membuatnya bertemu dengan Buddy 10 tahun yang lalu. Seorang hacker senior yang kerap membantu pemerintah menangkal cyber attack serta mencari tahu dari mana serangan tersebut berasal. Sayangnya hubungan diantara keduanya bisa dibilang cukup renggang. Hal ini karena dikemudian hari Mel pulalah yang melaporkan Buddy ke pihak berwajib dan membuatnya dicari oleh interpol. Ia bahkan harus bersembunyi di kawasan industri terpencil Belgia selama bertahun-tahun. Sebelumnya akhirnya kembali bertemu dengan Mel dalam situasi yang cukup genting.

Yap, beberapa waktu sebelumnya. Mel yang bertugas untuk melakukan sertifikasi pada teknologi bus tanpa awak mendapati sebuah celah keamanan pada perusahaan transportasi tersebut. Ia pun berinisiatif untuk menambal sementara celah tersebut dengan virus trojan buatannya. Karena dihari yang sama, ia punya janji untuk berkencan dengan Thomas Deen seseorang yang dijumpainya secara virtual. Namun diluar dugaan, virus yang dibuatnya ini ternyata justru melumpuhkan "backdoor" yang dibuat oleh Xiao Ming Inc. perusahaan China yang berafiliasi dengan Rotramax, perusahaan teknologi bus tanpa awak yang tengah di audit olehnya ini. Hal inilah yang akhirnya membuat nyawa Mel terancam. Sebab usut punya usut, Xiao Ming Inc. sendiri ternyata menanamkan backdoor pada sistem pemindai wajah di Rotramax untuk mencuri data pribadi para penumpang. Yang secara otomatis akan langsung dikirimkan ke server pemerintah China.

Pihak China yang geram akan hal ini, akhirnya membuat deepfake berbekal wajah Mel yang sempat terpindai oleh alat tersebut. Mel pun akhirnya menjadi buronan atas kasus pembunuhan yang sebetulnya tidak dilakukannya. Dimana satu-satunya orang yang mampu membantunya untuk membuktikan hal ini hanyalah Buddy, hacker yang telah dilaporkannya ke interpol beberapa tahun yang lalu. Buddy yang tidak lagi menyimpan dendam pada Mel, akhirnya setuju untuk membantunya. Dan Buddy pulalah orang pertama yang menemukan kaitan antara peristiwa dan ancaman pembunuhan yang diterima Mel dengan perusahaan multi nasional China yang bernama Xiao Ming Inc. tersebut.

Sayang, lokasi Buddy lebih dulu terlacak dan ia tidak sempat melarikan diri bersama Mel dan Deen. Ia meregang nyawa ditangan Rogers (pembunuh bayaran suruhan Xiao Ming Inc.) setelah enggan memberitahu dimana Mel berada. Mel yang berhasil melarikan diri dengan Deen (pria yang pernah dikencaninya ini). Akhirnya memutuskan untuk kembali ke Rotterdam. Tepatnya ke lokasi dimana server Rotramax berada. Mel perlu membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah dengan meretas sistem perusahaan tersebut dan mengambil data wajahnya yang sempat terpindai. Sayangnya Rogers yang seakan bisa membaca gerak gerik Mel juga telah tiba dilokasi tersebut. Namun, berada dibawah ancaman tak membuat Mel menuruti kemauan Rogers untuk membuka enkripsi yang dibuatnya. Alih-alih membuka enkripsi tersebut, ia justru mematikan server Rotramax. Rogers yang terdesak oleh pihak kepolisian akhirnya memutuskan untuk merusak server tersebut. Dan mengorbankan 1 bus yang tengah diuji coba untuk menghilangkan barang bukti. Untungnya, hal ini berhasil digagalkan Mel bersama dengan Deen dan teman-temannya. Bus pun berhasil dihentikan sebelum terjun ke laut. Dan nama baik Mel pun akhirnya berhasil dipulihkan.

Dan diluar dugaan, Buddy mengirim sebuah wasiat pada Mel 3 hari setelah kematiannya. Ia memberikan Mel sebuah secure networking yang dibangun dari uang tabungannya. Buddy berharap Mel dapat meneruskan legacy-nya dengan kemampuan yang ia miliki dengan infrastruktur yang memadai dan sulit dilacak.

Film ini mengajarkan kita untuk berhati-hati pada kepemilikan data pribadi. Sebab tanpa sadar, kita bisa saja telah memberikan data pribadi kita pada pihak ketiga melalui terknologi yang tersemat di transportasi umum atau public area.

Posting Komentar

Halaman

Copyright ©